Wednesday, November 21, 2018

Tentang Puput 2015

     Katakanlah, siapa yang paling berharga dihidup mu? Setelah Tuhan, Agama, dan Keluargamu. Pacar? Gebetan? Sahabat? Atau bahkan Uang? Menjadikan seseorang berharga dihidup mu bukan berarti kau harus dijadikan yang berharga pula dihidupnya kan? Ikhlas saja dulu. Lalu bersyukur. Berterima kasih kepada Tuhan karena sudah menitipkannya. Tahun 2015 tentang Puput Irawan. Seorang manusia yang tak pernah terlintas di mimpi, bahwa dia akan menjadi yang berharga? Sister in soul. Hidupnya biasa saja seperti makhluk hidup yang lainnya. Tak ada yang beda. Namun jiwa yang berkata. Kalau saja Tuhan tidak mengizinkan KuasaNya kepada ku. Mungkin bukan Puput yang akan ku ketik namanya. Dia sipit seperti cina. Tapi dia orang Bogor. Albino kata banyak orang, karena putih kulitnya. Umurnya baru 15 tahun, tapi perawakannya seperti 17 tahun. Tidak adil memang. 2015, sifatnya masih tak dapat ku kendalikan. Bahkan pernah ku berfikir takkan pernah bisa. 2016, masih dalam pembaharuan. 2017, mulai sejalan. 2018?
Melewati hari-hari yang sulit dihidupnya. Membosankan. Kalau aku menghindar. Tapi aku akan selalu berterima kasih kepada Tuhan. Karena Nya aku bisa menghadapinya.


     Puput. Dia pernah melakukan kesalahan. Karena dia makhluk hidup juga. Walaupun banyak yang mengejeknya mayat hidup. Hehe. Kisah tentang cinta SMK nya. Diawali dengan dikecewakan. Lalu Tuhan menggantinya dengan yang lebih baik. Dia? Menyepelekannya. Aku kesel? Pasti. Menyayangi bukan berarti membela walau dalam salah kan. Sekarang dia gimana? Puput? Apapun yang akan terjadi kedepannya. Semoga itu takkan mengubah sifat 2015 nya kembali lagi.                            
                   
                                                 Bogor, November'18
         


 

No comments:

Post a Comment